Selasa, 31 Juli 2018

Suatu petang, kairo yang terus menerus padat, semakin hari mulai menyongsong hari raya ied adha. Terlihat di sekitar pemukiman warga nampak hewan-hewan ternak yang siap di kurbankan. Konon hari raya ied al-Adha orang mesir mentebutnya sebagai ied kabir, atau hari raya besar. Entah kenapa mereka menyebutnya begitu. Namun dari tahun ke tahun selama saya tinggal di mesir, hari raya kurban jauh lebih ramai ketimbang ied fitri. Itu konon sudah menjadi adat warga sini sejak dulu.

warga mesir memang unik, agamis, dan selalu takdzim terhadap agamanya dan nabinya. mereka sudah sejak berabad-abad membudyakan bersholawat kepada nabinya, di jalan-jalan, di pemukiman warga hingga di pasar telinga kita kadang menangkap lantunan sholawat, "Shollu alla nabi".
budaya tersebut sudah sejak dulu membuat masyarakat mesir merasa sangat dekat dengan nabinya, bahkan mereka merasakan ketenangan saat mendengarkan sholawat. sampai-sampai sholawat menjadi satu-satunya obat penenang ketika adu mulut terjadi antar warga yang sedang marah.
ucapkan "Shollu ala nabi" kemarahan langsung reda.

menjelang malam, saya berjalan melintasi pemukiman warga sekitar darrosah, seperti biasa, kairo masih terasa panas. ketika berjalan santai di sekitaran samping jalan darasah, saya dikejutkan dengan kerumunan orang mesir yang kewalahan karena ada sapi yang ngamuk, sapi berbadan besar meronta-ronta, orang-orang panik tidak bisa menenangkan sapi siap kurban itu, kejadian itu menjadi perhatian warga sekitar yang ikutan kalap karena sapi semakin meronta, warga kebingungan dan memutuskan untuk mencari pemiliknya yang entah sedang pergi kemana. tak lama pemilik sapi itu datang, memegang tali yang ada di lehernya, memukul kepalanya agar diam, walaupun sudah dipegang pemiliknya, sapi bertubuh kempal itu masih sanya ngamuk, pemiliknya tidak kehilangan akal. sambil menarik tali yang mengikat di lehernya, telinga sapi yang lagi ngamuk di bacakan "Shollu ala nabi" jurus pamungkas khas mesir itu benar-benar ampuh, ngamuknya berhenti dan sapinya kembali jinak.

saya terus berjalan sambil memutar logika antara lucu dan tidak percaya. pikirku, sapi mesir mungkin sudah sangat sering di sholawati kalau dia ngamuk, maka sedikit mempunyai watak yang sama dengan penduduknya yang ketika marah lalu dilerai dengan membaca sholawat dan kemarahan itu reda, sapi mesir saya kira begitu. mungkin bisa di coba, kalau-kalau ada yang sedang marah dan tidak bisa di obati, maka sholawatlah solusinya. "Shollu ala Nabi....!!!"

Shollu ala nabi!